Sebenernya ini tugas bahasa Indonesia saya, hhe
Judul | : | AKU Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair Chairil Anwar |
Pengarang | : | Sjuman Djaya |
Penerbit | : | Metafor Publishing |
Jumlah halaman | : | 155laman |
Bom atom pertama meledak di kota Hiroshima. Langit berselaput awan cendawan berbisa. Ketika memburai awan ini, bumi laksana ditimpa hujan salju yang ganas. Gedung-gedung beton runtuh. Aspal-aspal jalan terbakar menyala.Bumi retak-retak berdebu, di segala penjuru. Dan beribu tubuh manusia meleleh, tewas atau terluka. Seekor kuda paling binal, berbulu putih dan berambut kuduk tergerai, berlari di pusat kota, Jakarta! Tidak peduli pada yang ada, sekelilingnya, juga tidak pada manusia. Dia meringkik alangkah merdekanya.
Dunia ini, seolah cuma menjadi miliknya! Dan sekaligus seolah dia bicara:
kalau sampai waktuku
kumau tak seorang kan merayu
tidak juga kau
tak perlu sedu sedan itu
aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Gaung suara ini seolah membelah langit, membelah bumi.
Chairil Anwar, merupakan seorang penyair Melayu kelahiran Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922.Chairil Anwar meupakkan lelaki kurus berambut panjang bermata cekung tapi tajam, berwajah gelisah dan mata merah.Ia hidu di Jakarta bersama kakek dan neneknya.Kedua orang tuanya sudah lama berpisah karena ayahnya yang lebih memilih tinggal di Medan bersama istri keduanya.Ia tak bekerja untuk membantu ibunya, hanya keluyuran di pagi hari, pulang pada malam yang telah larut, mengepit buku di ketiaknya, lalu pulang untuk tidur setelah lelah keluyuran.
Di rumah, ditemuinya ibunya sedang duduk sendiri, sedih dan menanti.Lelaki bermata merah basah, jatuh memeluk haribaannya,persis seperti ia berbuat sama terhadap neneknya dulu, di masa kanak – kananknya.Malam – malam berikutnya, lelaki mengunci diri dan tenggelam dalam kamar.Ia pun mulai menulis…
Bukan kematian benar manusuk kalbu
Keridlaanmu manerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
dan duka maha tuan bertahta…
Kematian nneneknya sangat memukulnya, narasi sajak ini terdengar gaungnya hingga ke mana – mana, sajak yang dicetak majalah yang diterbitkan “Balai Pustaka”.
Setelah dukanya ia menemukan pendamping hidupnya, Hapsah.Ia dikaruniai seorang anak bernama Evawani.Namun pernikahannya tak berlangsung lama, Hapsah menggugat cerai.Sempat ia tak diijinkan bertemu anaknya.Sakit.Sakit Chairil lahir batin.Ia tak pernah menghiraukan kesehatannya.Hingga akhirnya ia menutup usia karena penyakit yang lama dideritanya, dengan memikirkan wanita dalam hayalannya, Ida.
Aku mau bebas dari segala
Merdeka
Juga dari Ida!
Hal yang menarik :
Beliau merupakan seorang penyair hebat yang karyanya tidak pernah dihargai oleh para kritikus di semasa hidupnya. Ia dianggap seniman yang bombastis, liar, dan penyair yang merusakkan nilai sastra dengan bahasa yang lugas tanpa dihias-hias.
Tetapi setelah dia wafat di Jakarta, 28 April 1949, semua kritikus memujinya dan mengakuinya sebagai pelopor pembaruan seni sastra di Indonesia.
Ia memulai karirnya pada masa penjajahan Jepang yang sumpek dan penuh tekanan. Tetapi dia dapat mengatasi kesulitan lingkungan hidup pada saat itu dan menciptakan lingkungan kreatifnya sendiri. Panorama dunia seni sastra Indonesia segera berubah setelah Chairil Anwar hadir dengan karya-karyanya. Ia telah membuka kesadaran pada seniman sezamannya dan sesudah zamannya. Orang boleh suka atau tidak suka kepadanya, tetapi telah terbukti harus diakui bahwa ia adalah salah satu dinamisator bagi kehidupan kebudayaan bangsanya.
Komentar :
Buku ini menceritakan kehidupan Chairil Anwar, bagaimana sajak - sajaknya mengalir dari pikirannya yang lugas bahkan dinilai liar.Penulis dapat menyampaikan semangat penyair yang besar.Membuat pembaca yang menyukai Charil dapat semakin mencintai Charil dan karya – karyanya.
0 comments:
Post a Comment