my words

13 December 2010

whyeeeeeeeeeeeeeeee,,, akhirnya buku latihan b.indonesia aku dibagiin
hhhahhaahhaha

emang kenapa?

hhha soalnya ada yang udah lama mau diposting,tapi ada di buku itu, bukunya dikumpulin , jd ngga ngga aja deh

hhha gini nih ceritanya, Ibu Guru Bahasa Indonesia saya nyuruh buat 2 puisi, satu pusi dengan kata kata sendiri, nah satunya lagi yang bingung,,,
Tiap anak nyumbang satu kata, dan semua kata itu harus ada dalam puisi yang kita buat,
ini lah kata kata yang 42 ituh ( untung 3 orang ngga ada, kalau ngga tambah banyak lagi dah )

AKU - BAGAIKAN - SAHABAT - GAIRAH - DESAH - NIKMAT - SEMBURAN - MERINTIH - UANG - ASPAL ( hey!!???) - KESAKITAN - LENGKET - ANGIN - GELISAH - TIDAK - IMPIAN - CAHAYA - HUJAN - SENANDUNG - SELALU - KEGELAPAN - GELOMBANG - BUNYI - BEBAS - LOGIKA - HIDAYAH - LAUT - CINTA - PATAH - HATI - RANJANG - MERAPI - NIRWANA - DOA - BIAS - LINGKARAN - INSYAF - MELON ( apa lagi inih ) - RELUNG - IBU - SENJA - SELESAI

jadilah kayak beginih

Balada Kemiskinan

Aku melihat potret lain dalam kota ini
betapa hidup terasa tidak adil
orang serakah yang lengket dengan uang
dan uang yang tak pernah jadi sahabat jelata

seorang bocah dengan cahaya mata berkilat kilat
terlihat bias impian di sana
tak muluk muluk, tak juga berlebihan,
hanya tergoda melihat anak lain menyantap sepotong melon, yang bahkan terlalu mewah baginya

hujan di hari senja
anak anka selesai bermain
sang bocah pulang,
dan ia tuturkan kisahnya hari ini
pad aIbu yang mendengarkannya
dengan hati penuh cinta seluas laut

hanya senandung dan doa sang Ibu
yang selalu mengantarnya terlelap menggapai nirwana
meski desah angin merintih di kegelapan
aspal jadi ranjang seadanya
tapi tetap adalah nikmat untuk disyukuri

relung seorang ibu gelisah merasa tak bisa bebas
dari lingkaran kemiskinan
haruskah ia mengabaikan logika dan imannya
dan menuruti gairah seorang ibu untuk membahagiakan anaknya

di kot alain di negeri ini
terlihat kehidupan banyak orang patah
hanya karena semburan merapi
yang gejolaknya bagaikan bunyi sangkakala

aku insyaf
potret ini seolah memburuku

dengan gelombang kesakitan dari derita si miskin
yang menyampaikan hidayah
betapa aku telah mendustakan
nikmat yang kuterima


hyah begitulah ngga apa deh

oh iya ini satu lagi yang saya buat

Aku ingin mendengarnya lagi

aku ingin mendengarnya lagi,
simfoni dari sajak sajakmu
yang selalu kau tulis untukku

aku ingin mendengarnya lagi
gemericik tawamu
yang membuatku tersenyum

aku ingin mendengarnya lagi
alunan kisahmu
yang selalu kau bacakan untukku

aku mendengarnya kini
deru amarahmu
yang frustasi pada dunia

aku mendengarnya kini
nada yang sedih dalam lagumu
denting dari sembilu di hatimu

aku mendengarnya kini
gumam ragu dalam kalutmu
sesat dalam kegelapan diri sendiri

aku ingin mendengarnya lagi
simfoni sajak sajakmu
gemericik tawamu
aluna kisah kisahmu
yang terhempas dari hatimu

aku akan membuatmu memperdengarkannyaq lagi
simfonimu, gemericik tawamu
juga alunan kisah kisahmu
meski amarah mendera tawamu
meski pilu menggerogoti hatimu
meski kalut tak menemukan rima sajak sajakmu
aku akan menemukannya untukmu

....

















0 comments:

Post a Comment