Kumpulan Puisi ( Januari 2008 - Juli 2009 )

28 September 2009

29-1-2008

 

Batas Cinta

 

 

batasan hidup seseorang adalah kematian,

batasan mimpi seseorang adalah kenyataan,

tapi dimanakah batasan cinta…

batasan ketika cinta tak bisa meleburkan amarah

batas dimana dusta meracuni hati,

batas dimana hati terluka,

batas dimana hati terkulai luka dihempas duka

batas dimana cinta diingkari…

 

Dialog Hamba pada Tuhannya

 

19-02-2008

 

Tuhan,salahkah aku

Mendamba surga,

Bukan cintamu

Tuhan,salahkahku,

Takut akan neraka

Bukan takut akan kehilangan cintamu

Tuhan,

Salahkahku lebih cinta pada sesama

Tidak padamu

Salahkahku rindu akan dunia

Bukan cintamu

Salahkah hambamu menangis karena

Kehilangan dunia

Tapi tak  takut kehilangan cintamu

Tuhan,dustakah aku

Menafikan cahayamu

Dalam hatiku

RaBu, 5 MaReT 2008

Cinta ini milik siapa

 

Tuhan

Jantung ini milik siapa

Mengapa debarnya tak dapat ku atur

Mengapa ia selalu mengejar hati yang lain

Mengapa selalu berdegup berlawanan dengan hatiku

 

Tuhan

Hati ini milik siapa

Mengapa relungnya penuh

Dengan hal yang tak ku kenal

Mengapa merindukan hal yang tak ku kenang

Mengapa meresahkan dia yang tak disampingku

 

Tuhan

Mata ini milik siapa

Mengapa selalu menoleh padanya

Mengapa selalu menatap mata yang sama

Mengapa selalu berbinar

Melihat sesuatu yang tak ku lirik

Mengapa selalu menangkap bayangnya

Mengapa menangisi dia yang pergi

 

Tuhan

Angan ini milik siapa

Mengapa selalu memikirkannya

Mengapa selalu mengingatnya

Mengapa selalu tergambarkan dirinya

 

Tuhan

Bibir ini milik siapa

Mengapa selalu menyebut namanya

Mengapa selalu dirinya yang terucap

Mengapa selalu memujinya

Mengapa selalu mengagungkannya

Mengapa selalu mengembangkan senyum untuknya

 

Tuhan

Tangan ini milik siapa

Mengapa selalu ingin menyentuhnya

Mengapa selalu ingin mendekapnya

Mengapa selalu ingin membelainya

 

Tuhan

Telinga ini milik siapa

Mengapa namanya yang selalu terngiang

Mengapa selalu merindukan kata katanya

 

Tuhan

Kaki ini milik siapa

Mengapa selalu melangkah padanya

Mengapa mengapa selalu menghampirinya

Mengapa selalu ingin berlari bersamanya

 

Tuhan

Cinta ini milik siapa

Inikah cinta yang kau beri

     ApRiL 2008

 

Detik Dosa

 

 

Aku tak suka

Detik yang berdenting

Di sebelahku

Seakan menghitung

sisa waktu yang ku miliki

untuk tinggal dalam mimpi fana ini

 

Aku tak suka detak yang berdegup ini

Tapi aku pun terlalu

takut untuk mati

Seakan mereka menghitung dosa

Yang kulakukan pada dunia

Dan Tuhanku

 

Mataku tak tahan mendengar ribuan doa

Dan menangis

Karena tak pernah aku

Memanjatkannya sekalipun pada Tuhan yang setia

Mendengar rintihan umatNya

 

Aku terlalu menafikan diri

untuk mengakui kelemahan

iman ini yang kehilangan

imam  dalam mencari

sebuah surga

 

terlalu takut untuk berkata,

Tuhan, maafkan

HambaMu yang munafik ini

Tak ku hiraukan

Keberadaan Mu yang selalu menyayangiku

10 April ‘08

 

Dinginnya Duka

 

Dingin tak lagi menusuk tulangku

Tapi merobek hatiku…

Tak berkeping, tapi hancur tak berbekas

Kau buatku menangis,

Tak lagi terisak,

Namun terdiam.

Terdiam hingga tak lagi kubisa

Teteskan air mata

Bahkan sekedar

Menunjukan raut

Duka

13 Mei 2008

Cinta Nuraniku

Aku hanya bisa tertegun

memikirkanmu dari sudut hatiku

aku hanya bisa mencuri pandang

menatapmu dari ujung ekor mataku

hanya tersimpul senyum tipis

ketika ku lihat tawamu

hanya terucap desah

saat diri ingin memuji

hanya belai lemah

saatku ingin mendekapmu

hanya bisik yang terhempas desah angin

saat diri ingin menjerit mengelukan namamu

kekasih , bukanku menyisakan sedikit cinta untukmu

tapi hanya sedikit keyakinan

untuk menyatakan cinta

bukanku takut salah mencintaimu

tapi takut kau tinggalkanku saat tersenyum 

biarkan hati ini memendam rasa sendiri

tak perlu kau ungkap cinta

yang buatku menangis 

 

15 Mei 2008

Salju Merah Jambu

Bayangmu yang slalu ada

menatapku tertegun disudut hati

ingin kusapa sosok yang membatin itu

namun dera yang tertangkap telinga

menggores salju merah muda

ah , sudahlah

salju akan mencair pula

laiknya embun saat terik

lenyap

tanpa kugores pula luka itu

bukan salahku ia mencair

tersirat angkuh dalam diri

menepis rasa bersalah

namun sosokmu lah yang selalu dicari mataku

bayangmu yang selalu ingin ku lihat

batinmu yang ingin kudengar

sosok yang mendamba dalam hati merah jambu

tetaplah tersenyum dalam terik mentari

karna aku pula

akan menanti musim

saat daun menyapa tanah

gugur

lalu musimmu kembali

membelai menusuk kalbu

musim salju merah jambu

berseminya hati yang membeku

16 Mei 2008

Larik cinta seorang pujangga

Kekasih , pujangga hatiku

dikala engkau torehkan

larik larik cinta

menjadi sebuah sajak cinta

mengalun kalbu dalam angan

menggetarkan dawai hati

yang tak jua berada dalam harpanya

terputus duka

saat jerit tangis mengalun

laiknya tembang duka pemakaman

hati yang terkubur duka

seakan bangkit dari lelapnya

kembali menari

dalam alunan harpa tak berdawai

berdentum dawai tak beraga

memadukan kasih

saat kau genggam hatiku yang galau

 

 

 

29 07 2008

Kemarau

Berguguran daun mahoni

Laiknya hatiku yang meranggas

Kering tanpa tawa

Hujan pun terasa

Tetes tak berarti

Tak lagi membuat

Gembur jiwaku

Tapi embunmu,

Yang tak pula membasahi

Akarku , memekarkan

Bunga , yang bahkan

Tak berkuncup

12-09-08

Kenangan yang sama

 

Kau bagian hilang dari hatiku

Kini ku temukan kembali kepingan

Kenangan itu

Meski beribu rasa telah mengubahmu

Kau tampak sama

Bagian yang hilang

Meski kau tak lagi sama

Kau bagian yang tetap

Memiliki tempat yang sama

Saat kita bertemu

Dalam pengalaman

Bunga tidurku

Kau tetap

Bagian kenangan de javu’ ku

18-10-2008

Puisi Tanpa Makna

 

Pabila penat melanda

Terkadang

Kata merangkai

Kalimatnya sendiri

Tanpa ku tahu maknanya

 

Terkadang lariknya

Membuatku menangis

Tapi

Aku tetap

Tak tahu maknanya

 

Kadang kala menggelitik

Kalbu untuk tertawa

Tapi larik mana yang

Menghiburku

Aku tak tahu

 

Mereka mengambang

Dalam

Konotasi yang hanya

Mereka yang tahu

 

Aku tetap tak tahu

Apa maknanya

18-10-2008

Pasir Pantai

Aku bukan pujangga

Yang mampu merangkai larik indah

Untuk merangkai

Bunga dalam taman hatimu

Aku bukan pelukis

Yang mampu

Membingkai parasmu

Aku bukan pembuat roman

Yang mampu

Mendongengkan pribadimu

Aku bukan pemusik

Yang mampu menggetarkan dawai

Jiwamu

Aku bukan siapa – siapa

Bukan apa – apa

Aku hanyalah

Sebulir pasir

Di pantai yang ingin

Membuatmu tersenyum

 

29 Januari 2009

 

Aku dan Hujan

 

Terkadang aku tak suka pada hujan,

Ketika ia riuh menjatuhkan diri,

Aku terkungkung dalam kegelapan sendirian

Kadang aku iri pada hujan,

Ia bisa mengalir,

Tak ada yang menghalanginya,

Kadang aku berteman dengan hujan,

Ketika aku menangis bersamanya,

Kadang aku rindu pada hujan,

Meminta ia tetap di sini,

Tapi ia selalu pergi,

Menguap bersama luka dan kenanganku,

Kadang pula aku meradang pada hujan,

Saat ia merenggut yang kumiliki.

Hujan,

Apa yang kau tinggalkan pada diriku,

Yang tak menguap dari hatiku…

 

6 Februari 2009

 

Waktu Milikku

 

Andai waktu menari lebih lambat,

Atau berlari lebih cepat,

Andai satu jam bukan enam puluh menit,

Andai ia menari menjadi tiga menit,

Maka kan ada sedikit waktu untukku

Untuk memaki Tuhanku dan takdirku

Andai satu jam menari lebih lambat,

Kan ada banyak waktu tuk bersyukur

Andai hari menari lebih cepat dari 24 jam ke 3 jam,

Kan ada sedikit waktu tuk berduka dan meratap

Andai ia menari lebih lama lagi

Enam puluh jam kugunakan tuk bahagiaku.

Dan andai waktu,

Berlari dan menari bersamaku,

Maka kan ada waktu untuk mengatur takdirku sendiri…

 

6 Februari 2009

 

Padang Es

 

Aku bukan matahari yang tak letih

Menyinari bumi dengan sempurna,

Bukan bintang yang bercahaya

Yang sempurna dalam temaram

Aku pun tahu,

Aku tak kan mampu melampauinya

Bahkan menyamainya

Tak pula sekedar menjangkaunya

Mungkin, aku adalah sebuah padang es

Yang tak luluh dibakar mentari

Namun dalam kebekuan itu,

Hatiku rapuh dibuatnya

Patah, hancur, dan menguap

Pabila terbentur kengerian dunia,

Namun  luka dan hatiku,

Telah beku ditelan badai salju

 

6 Februari 2009

Ukiran Cinta

 

Rasa apakah yang kan kau lukiskan,

Senang, sedih, suka, duka, marah, benci

Malu, bingung, takut

Ketika cinta menyambangi hatimu

Kau sambut ceria cinta itu,

Atau kau jatuh dalam ketakutan dikhianati

Atau kau bahkan menolak cinta itui di hatimu

Dan menguburnya, mengabaikan polemik berkecamuk

Dan bila ia menyambangiku,

Aku akan mengukir cinta yang tidak terlukiskan

Dalam hati kecilku

 

11 Februari 2009

 

Aku Melihat Dunia

 

Mengapa begitu banyak orang

Yang menutup pintu hatinya

Membutakan mata hatinya

Buta akan realita kehidupan

Buta akan kenyataan yang membentang

Buta akan kehidupan di sekelilingnya

Karena beberapa orang hanya melihat apa yang mereka tahu

Sebagian dari mereka

Hanya melihat apa yang mereka

Ingin lihat

Dan

Hanya sedikit diantara mereka

yang melihat apa yang benar benar

mereka lihat

membuka mata pada dunia

15 Februari 2009

Menanti

 

Aku masih berdiri di persimpanagn itu

Menantimu datang kembali padaku

Waktu berlari,tapi tidak denganku

Aku tetap menantimu disana

Saat waktu kembali merangkak

Aku tetap menantimu di persimpangan itu

Menunggumu…

Hingga waktu tak mengijinkanku

Menunggumu di persimpangan itu

Hatiku tetap diosana menantimu

Yang datang menuntunku pulang

 

17 Februari 2009

Aku Cinta

Egokah aku

Ingin dicintai

Salahkah aku mencintai,

Dan

Egokah aku

Mencintai diriku sendiri,

Tidakkah orang mencintai

Diri mereka sendiri

Sebelum belajar mencintai

orang lain

 

31 Maret 2009

Takdir bagiku

Aku tak ingin membencinya

Aku tak sanggup membencinya

Aku tak ingin melupakanya

Aku tak pula sanggup melupakannya

Aku harus melupakannya

Meski aku tak bisa

Aku ingin bersikap biasa padanya

Tapi aku tak bisa…

Karena ia begitu luar biasa bagiku…

Juli 2009

 

Duka?

 

Ketika hati bergelimang kebahagiaan

Saat jamur kesedihan kering

Saat parasit dendam mati ;

Akankan bunga simpati akan turut hilang

Karena lupa bagaimana rasa sakit

 

 

 

Juli 2009

Kehilangan rasa

 

Kenapa tak ada sajak yang mengisi hatiku lagi

Tak bisakah meroket lagi mimpi mimpiku

Sudah habiskah

Avtur kisah cinta yang membuatnya melambung

Atau gaya sentrifugal duka yang

Menolaknya dari bumi

Menuju langit langit angkasa

Dengan ribuan sajak bintang

 

Juli 2009

 

Duniaku

 

Dimana lagi aku akan hidup

di dunia dimana uang adalah segalanya;

aku tak punya materi,bukan pula penumpuk harta

di dunia dimana otak menjadi senjata utama;

ilmuku bahkan tak sampai untuk menghitung limit

di dunia dimana paras menjadi perhatian,

wajahku tak elok rupa, bahkan saat tersenyum:

Tapi: di dunia ini; duniaku;

dimana kata bisa menjadi kekuatan

aku

hidup sebagai penyair

0 comments:

Post a Comment