29-1-2008
Batas Cinta
batasan hidup seseorang adalah kematian,
batasan mimpi seseorang adalah kenyataan,
tapi dimanakah batasan cinta…
batasan ketika cinta tak bisa meleburkan amarah
batas dimana dusta meracuni hati,
batas dimana hati terluka,
batas dimana hati terkulai luka dihempas duka
batas dimana cinta diingkari…
Dialog Hamba pada Tuhannya
19-02-2008
Tuhan,salahkah aku
Mendamba surga,
Bukan cintamu
Tuhan,salahkahku,
Takut akan neraka
Bukan takut akan kehilangan cintamu
Tuhan,
Salahkahku lebih cinta pada sesama
Tidak padamu
Salahkahku rindu akan dunia
Bukan cintamu
Salahkah hambamu menangis karena
Kehilangan dunia
Tapi tak takut kehilangan cintamu
Tuhan,dustakah aku
Menafikan cahayamu
Dalam hatiku
RaBu, 5 MaReT 2008
Cinta ini milik siapa
Tuhan
Jantung ini milik siapa
Mengapa debarnya tak dapat ku atur
Mengapa ia selalu mengejar hati yang lain
Mengapa selalu berdegup berlawanan dengan hatiku
Tuhan
Hati ini milik siapa
Mengapa relungnya penuh
Dengan hal yang tak ku kenal
Mengapa merindukan hal yang tak ku kenang
Mengapa meresahkan dia yang tak disampingku
Tuhan
Mata ini milik siapa
Mengapa selalu menoleh padanya
Mengapa selalu menatap mata yang sama
Mengapa selalu berbinar
Melihat sesuatu yang tak ku lirik
Mengapa selalu menangkap bayangnya
Mengapa menangisi dia yang pergi
Tuhan
Angan ini milik siapa
Mengapa selalu memikirkannya
Mengapa selalu mengingatnya
Mengapa selalu tergambarkan dirinya
Tuhan
Bibir ini milik siapa
Mengapa selalu menyebut namanya
Mengapa selalu dirinya yang terucap
Mengapa selalu memujinya
Mengapa selalu mengagungkannya
Mengapa selalu mengembangkan senyum untuknya
Tuhan
Tangan ini milik siapa
Mengapa selalu ingin menyentuhnya
Mengapa selalu ingin mendekapnya
Mengapa selalu ingin membelainya
Tuhan
Telinga ini milik siapa
Mengapa namanya yang selalu terngiang
Mengapa selalu merindukan kata katanya
Tuhan
Kaki ini milik siapa
Mengapa selalu melangkah padanya
Mengapa mengapa selalu menghampirinya
Mengapa selalu ingin berlari bersamanya
Tuhan
Cinta ini milik siapa
Inikah cinta yang kau beri
ApRiL 2008
Detik Dosa
Aku tak suka
Detik yang berdenting
Di sebelahku
Seakan menghitung
sisa waktu yang ku miliki
untuk tinggal dalam mimpi fana ini
Aku tak suka detak yang berdegup ini
Tapi aku pun terlalu
takut untuk mati
Seakan mereka menghitung dosa
Yang kulakukan pada dunia
Dan Tuhanku
Mataku tak tahan mendengar ribuan doa
Dan menangis
Karena tak pernah aku
Memanjatkannya sekalipun pada Tuhan yang setia
Mendengar rintihan umatNya
Aku terlalu menafikan diri
untuk mengakui kelemahan
iman ini yang kehilangan
imam dalam mencari
sebuah surga
terlalu takut untuk berkata,
Tuhan, maafkan
HambaMu yang munafik ini
Tak ku hiraukan
Keberadaan Mu yang selalu menyayangiku
10 April ‘08
Dinginnya Duka
Dingin tak lagi menusuk tulangku
Tapi merobek hatiku…
Tak berkeping, tapi hancur tak berbekas
Kau buatku menangis,
Tak lagi terisak,
Namun terdiam.
Terdiam hingga tak lagi kubisa
Teteskan air mata
Bahkan sekedar
Menunjukan raut
Duka
13 Mei 2008
Cinta Nuraniku
Aku hanya bisa tertegun
memikirkanmu dari sudut hatiku
aku hanya bisa mencuri pandang
menatapmu dari ujung ekor mataku
hanya tersimpul senyum tipis
ketika ku lihat tawamu
hanya terucap desah
saat diri ingin memuji
hanya belai lemah
saatku ingin mendekapmu
hanya bisik yang terhempas desah angin
saat diri ingin menjerit mengelukan namamu
kekasih , bukanku menyisakan sedikit cinta untukmu
tapi hanya sedikit keyakinan
untuk menyatakan cinta
bukanku takut salah mencintaimu
tapi takut kau tinggalkanku saat tersenyum
biarkan hati ini memendam rasa sendiri
tak perlu kau ungkap cinta
yang buatku menangis
15 Mei 2008
Salju Merah Jambu
Bayangmu yang slalu ada
menatapku tertegun disudut hati
ingin kusapa sosok yang membatin itu
namun dera yang tertangkap telinga
menggores salju merah muda
ah , sudahlah
salju akan mencair pula
laiknya embun saat terik
lenyap
tanpa kugores pula luka itu
bukan salahku ia mencair
tersirat angkuh dalam diri
menepis rasa bersalah
namun sosokmu lah yang selalu dicari mataku
bayangmu yang selalu ingin ku lihat
batinmu yang ingin kudengar
sosok yang mendamba dalam hati merah jambu
tetaplah tersenyum dalam terik mentari
karna aku pula
akan menanti musim
saat daun menyapa tanah
gugur
lalu musimmu kembali
membelai menusuk kalbu
musim salju merah jambu
berseminya hati yang membeku
16 Mei 2008
Larik cinta seorang pujangga
Kekasih , pujangga hatiku
dikala engkau torehkan
larik larik cinta
menjadi sebuah sajak cinta
mengalun kalbu dalam angan
menggetarkan dawai hati
yang tak jua berada dalam harpanya
terputus duka
saat jerit tangis mengalun
laiknya tembang duka pemakaman
hati yang terkubur duka
seakan bangkit dari lelapnya
kembali menari
dalam alunan harpa tak berdawai
berdentum dawai tak beraga
memadukan kasih
saat kau genggam hatiku yang galau
29 07 2008
Kemarau
Berguguran daun mahoni
Laiknya hatiku yang meranggas
Kering tanpa tawa
Hujan pun terasa
Tetes tak berarti
Tak lagi membuat
Gembur jiwaku
Tapi embunmu,
Yang tak pula membasahi
Akarku , memekarkan
Bunga , yang bahkan
Tak berkuncup
12-09-08
Kenangan yang sama
Kau bagian hilang dari hatiku
Kini ku temukan kembali kepingan
Kenangan itu
Meski beribu rasa telah mengubahmu
Kau tampak sama
Bagian yang hilang
Meski kau tak lagi sama
Kau bagian yang tetap
Memiliki tempat yang sama
Saat kita bertemu
Dalam pengalaman
Bunga tidurku
Kau tetap
Bagian kenangan de javu’ ku
18-10-2008
Puisi Tanpa Makna
Pabila penat melanda
Terkadang
Kata merangkai
Kalimatnya sendiri
Tanpa ku tahu maknanya
Terkadang lariknya
Membuatku menangis
Tapi
Aku tetap
Tak tahu maknanya
Kadang kala menggelitik
Kalbu untuk tertawa
Tapi larik mana yang
Menghiburku
Aku tak tahu
Mereka mengambang
Dalam
Konotasi yang hanya
Mereka yang tahu
Aku tetap tak tahu
Apa maknanya
18-10-2008
Pasir Pantai
Aku bukan pujangga
Yang mampu merangkai larik indah
Untuk merangkai
Bunga dalam taman hatimu
Aku bukan pelukis
Yang mampu
Membingkai parasmu
Aku bukan pembuat roman
Yang mampu
Mendongengkan pribadimu
Aku bukan pemusik
Yang mampu menggetarkan dawai
Jiwamu
Aku bukan siapa – siapa
Bukan apa – apa
Aku hanyalah
Sebulir pasir
Di pantai yang ingin
Membuatmu tersenyum
29 Januari 2009
Aku dan Hujan
Terkadang aku tak suka pada hujan,
Ketika ia riuh menjatuhkan diri,
Aku terkungkung dalam kegelapan sendirian
Kadang aku iri pada hujan,
Ia bisa mengalir,
Tak ada yang menghalanginya,
Kadang aku berteman dengan hujan,
Ketika aku menangis bersamanya,
Kadang aku rindu pada hujan,
Meminta ia tetap di sini,
Tapi ia selalu pergi,
Menguap bersama luka dan kenanganku,
Kadang pula aku meradang pada hujan,
Saat ia merenggut yang kumiliki.
Hujan,
Apa yang kau tinggalkan pada diriku,
Yang tak menguap dari hatiku…
6 Februari 2009
Waktu Milikku
Andai waktu menari lebih lambat,
Atau berlari lebih cepat,
Andai satu jam bukan enam puluh menit,
Andai ia menari menjadi tiga menit,
Maka
Untuk memaki Tuhanku dan takdirku
Andai satu jam menari lebih lambat,
Andai hari menari lebih cepat dari 24 jam ke 3 jam,
Andai ia menari lebih lama lagi
Enam puluh jam kugunakan tuk bahagiaku.
Dan andai waktu,
Berlari dan menari bersamaku,
Maka
6 Februari 2009
Aku bukan matahari yang tak letih
Menyinari bumi dengan sempurna,
Bukan bintang yang bercahaya
Yang sempurna dalam temaram
Aku pun tahu,
Aku tak
Bahkan menyamainya
Tak pula sekedar menjangkaunya
Mungkin, aku adalah sebuah
Yang tak luluh dibakar mentari
Namun dalam kebekuan itu,
Hatiku rapuh dibuatnya
Patah, hancur, dan menguap
Pabila terbentur kengerian dunia,
Namun luka dan hatiku,
Telah beku ditelan badai salju
6 Februari 2009
Ukiran Cinta
Rasa apakah yang
Senang, sedih, suka, duka, marah, benci
Malu, bingung, takut
Ketika cinta menyambangi hatimu
Kau sambut ceria cinta itu,
Atau kau jatuh dalam ketakutan dikhianati
Atau kau bahkan menolak cinta itui di hatimu
Dan menguburnya, mengabaikan polemik berkecamuk
Dan bila ia menyambangiku,
Aku akan mengukir cinta yang tidak terlukiskan
Dalam hati kecilku
11 Februari 2009
Aku Melihat Dunia
Mengapa begitu banyak orang
Yang menutup pintu hatinya
Membutakan mata hatinya
Buta akan realita kehidupan
Buta akan kenyataan yang membentang
Buta akan kehidupan di sekelilingnya
Karena beberapa orang hanya melihat apa yang mereka tahu
Sebagian dari mereka
Hanya melihat apa yang mereka
Ingin lihat
Dan
Hanya sedikit diantara mereka
yang melihat apa yang benar benar
mereka lihat
membuka mata pada dunia
15 Februari 2009
Menanti
Aku masih berdiri di persimpanagn itu
Menantimu datang kembali padaku
Waktu berlari,tapi tidak denganku
Aku tetap menantimu disana
Saat waktu kembali merangkak
Aku tetap menantimu di persimpangan itu
Menunggumu…
Hingga waktu tak mengijinkanku
Menunggumu di persimpangan itu
Hatiku tetap diosana menantimu
Yang datang menuntunku pulang
17 Februari 2009
Aku Cinta
Egokah aku
Ingin dicintai
Salahkah aku mencintai,
Dan
Egokah aku
Mencintai diriku sendiri,
Tidakkah orang mencintai
Diri mereka sendiri
Sebelum belajar mencintai
orang lain
31 Maret 2009
Takdir bagiku
Aku tak ingin membencinya
Aku tak sanggup membencinya
Aku tak ingin melupakanya
Aku tak pula sanggup melupakannya
Aku harus melupakannya
Meski aku tak bisa
Aku ingin bersikap biasa padanya
Tapi aku tak bisa…
Karena ia begitu luar biasa bagiku…
Juli 2009
Duka?
Ketika hati bergelimang kebahagiaan
Saat jamur kesedihan kering
Saat parasit dendam mati ;
Akankan bunga simpati akan turut hilang
Karena lupa bagaimana rasa sakit
Juli 2009
Kehilangan rasa
Kenapa tak ada sajak yang mengisi hatiku lagi
Tak bisakah meroket lagi mimpi mimpiku
Sudah habiskah
Avtur kisah cinta yang membuatnya melambung
Atau
Menolaknya dari bumi
Menuju langit langit angkasa
Dengan ribuan sajak bintang
Juli 2009
Duniaku
Dimana lagi aku akan hidup
di dunia dimana uang adalah segalanya;
aku tak punya materi,bukan pula penumpuk harta
di dunia dimana otak menjadi senjata utama;
ilmuku bahkan tak sampai untuk menghitung limit
di dunia dimana paras menjadi perhatian,
wajahku tak elok rupa, bahkan saat tersenyum:
Tapi: di dunia ini; duniaku;
dimana kata bisa menjadi kekuatan
aku
hidup sebagai penyair
0 comments:
Post a Comment